Senin, Februari 16, 2009

"Hargai Apa Yang Kita Miliki"

Pada suatu hari, Anne Ahira berkirim email kepada saya,
Begini bunyinya,......

Eliani,
Pernahkah Eliani mendengar kisah Helen Kehler? Dia adalah seorang perempuan yang dilahirkan dalam kondisibuta dan tuli. Karena cacat yang dialaminya, dia tidak bisamembaca, melihat, dan mendengar.Nah, dalam kondisi seperti itulah Helen Kehler dilahirkan.Tidak ada seorangpun yang menginginkan lahir dalam kondisiseperti itu. Seandainya Helen Kehler diberi pilihan, pasti dia akan memilih untuk lahir dalam keadaan normal. Namun siapa sangka, dengan segala kekurangannya, dia memiliki semangat hidup yang luar biasa, dan tumbuh menjadi seorang legendaris. Dengan segala keterbatasannya, ia mampu memberikan motivasi dan semangat hidup kepada mereka yang memiliki keterbatasan pula, seperti cacat, buta dan tuli. Ia mengharapkan, semua orang cacat seperti dirinya mampu menjalani kehidupan sebagaimana manusia normal lainnya, meski itu teramat sulit dilakukan.
Ada sebuah kalimat fantastis yang pernah diucapkan Helen Kehler:
"It would be a blessing if each person could be blind and deaf for a few days during his grown-up live. It would make them see and appreciate their ability to experience the joy of sound".
Intinya, menurut dia merupakan sebuah anugrah bila setiap orang yang sudah menginjak dewasa itu mengalami buta dan tuli beberapa hari saja. Dengan demikian, setiap orang akan lebih menghargai hidupnya, paling tidak saat mendengar suara !
Sekarang, coba Eliani bayangkan sejenak..........
Eliani menjadi seorang yang buta dan tuliselama dua atau tiga hari saja! Tutup mata dan telinga selama rentang waktu tersebut. Jangan biarkan diri Eliani melihat atau mendengar apapun. Selama beberapa hari itu Eliani tidak bisa melihat indahnya dunia, Eliani tidak bisa melihat terangnya matahari, birunya langit, dan bahkan Eliani tidak bisa menikmati musik/radio dan acara tv kesayangan ! Bagaimana Eliani? Apakah beberapa hari cukup berat? Bagaimana kalau dikurangi dua atau tiga jam saja? Saya yakin hal ini akan mengingatkan siapa saja, bahwa betapa sering kita terlupa untuk bersyukur atas apa yang kita miliki. Kesempurnaan yang ada dalam diri kita. Seringkali yang terjadi dalam hidup kita adalah keluhan demi keluhan. Hingga tidak pernah menghargai apa yang sudah kita miliki. Padahal bisa jadi, apa yang kita miliki merupakan kemewahan yang tidak pernah bisa dinikmati oleh orang lain. Ya! Kemewahan untuk orang lain!
Coba Eliani renungkan, bagaimana orang yang tidak memiliki kaki? Maka berjalan adalah sebuah kemewahan yang luar biasa baginya. Helen Kehler pernah mengatakan, seandainya ia diijinkan bisa melihat satu hari saja, maka ia yakin akan mampumelakukan banyak hal, termasuk membuat sebuah tulisan yangmenarik.Dari sini kita bisa mengambil pelajaran, jika kita mampu menghargai apa yang kita miliki, hal-hal yang sudah ada dalam diri kita, tentunya kita akan bisa memandang hidup dengan lebih baik.Kita akan jarang mengeluh dan jarang merasa susah!Malah sebaliknya, kita akan mampu berpikir positif dan menjadi seorang manusia yang lebih baik.

------------ Penulis ----------------
Anne Ahira adalah pendiri Asian Brain Internet Marketing Center. Asian Brain IMC adalah pusat pembelajaran Internet Marketing terbaik di Indonesia.

Engkau Yang Mana..???

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya.
Dia bertanya mengapa hidup ini terasa begitu sukar dan menyakitkan.
Dia tidak tahu bagaimana untuk menghadapinya. Dia nyaris menyerah kalah dalam kehidupan.
Setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.
Ayahnya yang bekerja sebagai tukang masak membawa anaknya itu ke dapur. Dia mengisi tiga buah panci dengan air dan mendidihkannya di atas kompor. Setelah air di dalam ketiga panci tersebut mendidih, dia memasukkan lobak merah ke dalam panci pertama, telur dalam panci kedua, dan serbuk kopi dalam panci terakhir. Dia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak tertanya-tanya dan menunggu dengan tidak sabar sambil memikirkan apa yang sedang dilakukan oleh ayahnya. Setelah 20 menit, si ayah mematikan api. Dia menyisihkan lobak dan meletakannya dalam mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya dalam mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lain.
Lalu dia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, Nak?" "Lobak, telur dan kopi", jawab si anak.
Ayahnya meminta anaknya memakan lobak itu. Dia melakukannya dan mengakui bahwa lobak itu nikmat. Ayahnya meminta dia mengambil telur itu dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, dia dapati sebiji telur rebus yang matang. Terakhir, ayahnya meminta untuk minum kopi. Dia tersenyum ketika meminum kopi dengan keharuman aroma.

Setelah itu, si anak bertanya, "Apa arti semua ini, ayah?"
Si ayah, sambil tersenyum menerangkan bahawa ketiga bahan itu telah menghadapi kesulitan yang sama, direbus dalam air dengan api yang panas tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda. Lobak sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan.
Tetapi setelah direbus, lobak menjadi lembut dan mudah dimakan. Telur mudah pecah dengan isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.
Serbuk kopi pula mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, serbuk kopi mengubah warna dan rasa air tersebut.
"Kamu termasuk golongan yang mana? Air panas yang mendidih itu umpama kesukaran dan dugaan yang bakal kamu lalui. Ketika kesukaran dan kesulitan itu mendatangimu, bagaimana harus kau menghadapinya ?
Apakah kamu seperti lobak, telur atau kopi?" tanya ayahnya.

Bagaimana dengan kita?

Apakah kita adalah lobak yang kelihatan keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kita menyerah menjadi lembut dan kehilangan kekuatan. Atau, apakah kita adalah telur yang pada awalnya memiliki hati lembut, dengan jiwa yang dinamis? Namun setelah adanya kematian, patah hati, perpisahan atau apa saja cobaan dalam kehidupan akhirnya kita menjadi menjadi keras dan kaku.
Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kita menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku? Atau adakah kita serbuk kopi? Yang mampu mengubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, menjadi sarana mengubah dirinya mencapai kualitas yang lebih tinggi lagi. Jika kita seperti serbuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk atau memuncak, kita akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan disekitar kita juga menjadi semakin baik.

Antara lobak, telur dan kopi, engkau yang mana?

Rabu, Februari 11, 2009

"uJuNG dUNia"

nah... pasti bingungkan baca judulnya... emang apa ada "Ujung Dunia"...??? pasti itukan yang terbersit dipikiran kita. Sebenarnya itu nama julukan suatu daerah yang berada di Gunung Tua SUMUT. Biasa la..,, kalo mahasiswa lagi capek atau lelah dilapangan bisa aneh-aneh aja yang keluar dari hati dan pikirannya, yang penting rasa capek atau lelah ini bisa terobati dan langkah bisa ringan untuk melanjutkan penelitian kedaerah berikutnya. Oleh-oleh lapangan kali ini ya itu tadi memberian nama untuk sauatu daerah yang dianggap adalah "Ujung Dunia" mirip ga' siy...??? penilaian tergantung masing-masing. oce...!!!

Rabu, Februari 04, 2009

4 Pertanyaan Yang Harus Ketahui Sebelum Membuat Hobi Menjadi Bisnis

KELEBIHAN dari membuka bisnis yang berasal dari hobi, kita tahu betul bahwa kita akan menikmatinya. Kitajuga akan merasa lebih 'fun' dalam mengerjakannya. Jauuhhh..dari rasa bosen! Tapi apa benar begitu? Sebelum memutuskan untuk membuat hobi kamu menjadi bisnis, coba ajukan pertanyaan-pertanyaan ini ke diri sendiri terlebih dulu.
1. Apakah kamu bersedia melakukan sesuatu yang berulang-ulang terus?
Diharuskan mengerjakan sesuatu secara berulang-ulang denganbaik tentu sangat berbeda dengan mengerjakan aktivitas rekreasi (hobi) tanpa tekanan dan tanpa target bisnis.Tentu saja jika ingin mengubah hobi menjadi bisnis, kamu harus siap dengan konsekuensi ini.
2. Apakah hobi kamu cukup berharga untuk dijadikan bisnis?
Jangan hanya memikirkan kesenangan kamu semata. Lakukan"market research" sebelum membuat hobi kamu menjadi bisnis. Jika ternyata prospeknya kurang menguntungkan, sebaiknya jangandipaksakan.
3. Apakah hobi kamu bisa tetap memotivasi kamu dalam menjalankan bisnis hingga 15-20 tahun mendatang? Tantangan nyata dalam menjalani bisnis yang berasal dari hobi adalah bagaimana membuat hobi tersebut tetap menantang, menarik dan berarti sebagai bisnis dalam 15-20 tahun mendatang. Untuk itu, buat daftar mengenai hal-hal yang paling menarik dan menantang bagi kamu. Lalu tetapkan satu atau dua ide paling potensial yang bisa memotivasi kamu dalam menjalankan bisnis.
4. Apakah kamu tetap akan menikmatinya walau...
Jika kelak kamu diharuskan menghasilkan 10 ribu karya atau melakukan hobi kamu ratusan kali setiap tahun, apakah kamu akan tetap menikmati hobi kamu?

Intinya, memang tidak ada yang salah dengan membuat hobi menjadi bisnis. Hanya saja matangkan konsep, lakukan marketresearch dan rancang business plan sebelum menjalankannya. Hal penting lainnya adalah memiliki pengetahuan bagaimana memasarkan bisnis kamu baik secara offline maupun online. Karena tanpa marketing yang tepat, tidak ada orang yang akan membeli produk kamu. Carilah tempat terbaik untuk mempelajarinya.

ShoutMix chat widget